( Sumber : Ayahbunda-online.com )
Tahukah Anda, ketidak-normalan kotoran bayi menunjukkan adanya ketidakberesan pencernaannya?
Sekitar 24 jam setelah lahir, si kecil akan pup atau buang air besar . Warnanya hitam kehijau-hijauan. Ini adalah mekonium atau kotoran pertamanya.
Sesungguhnya, mekonium itu adalah cairan ketuban yang tertelan bayi saat masih dalam kandungan. Kotoran tersebut berada di ususnya sejak 3 bulan sebelum ia dilahirkan. Setelah pup pertamanya itu, selanjutnya kotoran si kecil akan berubah-ubah. Wah, repot dong kita menyidik maknanya. Tidak juga!
Beda Minum, Beda Warna Kotoran
Sebenarnya, mekonium akan makin cepat terdesak keluar dari perut bayi jika ia disusui. Ini karena ASI yang pertama kali keluar selepas melahirkan, merangsang beroperasinya sistem pencernaan. Setelah itu, kotoran si kecil akan berubah secara bertahap.
Beberapa hari setelah lahir , kotorannya berwarna hijau atau kuning. Ini adalah transisi antara mekonium dan kotoran hasil mengonsumsi ASI.
Minum ASI atau Susu Botol?
Begitu si kecil minum ASI secara teratur, kotorannya akan berwarna kuning cerah, baunya agak sedikit asam, dan bentuknya mirip butiran beras. Wajar bila dalam minggu-minggu pertama, bayi sering pup, terutama setelah kenyang menyusu. ASI memang lebih mudah dicerna, sehingga gampang dikeluarkan. Sebagai catatan, bayi yang diberi ASI akan buang air besar minimal 10 kali dalam sehari. Jadi, jangan keliru menganggap ini sebagai diare.
Kotoran bayi yang minum susu formula akan berwarna kuning pucat atau kuning kecokelatan. Baunya lebih tajam. Bentuknya juga lebih padat dibandingkan bayi yang diberi ASI. Maklumlah, namanya juga susu sapi, jadi tidak gampang dicerna seperti halnya ASI.
Setelah mengonsumsi makanan padat , warna kotoran si kecil akan beda lagi. Biasanya sih , kotorannya berwarna cokelat.
Waspada Bila Tidak Normal
Sekarang, bagaimana kalau kotoran si kecil tidak berwarna dan bentuknya pun tidak seperti biasanya? Oh, ini biasanya terjadi bila ia dalam kondisi sebagai berikut.
- Diare, kotorannya lebih hijau dan cair : Risiko bayi yang diberi ASI terkena diare lebih rendah daripada yang tidak. Ini karena ASI membantu mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Kalaupun diare, bisa jadi karena ASI dimasukkan ke dalam botol yang kurang steril. Bayi yang diberi susu formula memang cenderung gampang diare. Selain akibat kurang sterilnya peralatan minum, bisa jadi karena ia memang sensitif atau alergi terhadap kandungan susu sapi.
- Sembelit, kotorannya agak hitam, keras, dan bentuknya bulat-bulat seperti kotoran kambing : Sering terjadi pada bayi yang diberi susu formula. Mungkin saja, ini akibat ia alergi terhadap kandungan susu sapi. Bayi yang sudah mengonsumsi makanan padat, kotorannya bisa berwarna hitam. Warna ini disebabkan oleh zat besi, yang berfungsi sebagai vitamin atau suplemen yang ditambahkan pada makanannya.
- Adanya retakan/celah di dubur, Kotoran berwarna merah “bergaris-garis” : Warna merah terjadi karena kotoran bercampur darah yang keluar dari retakan di lingkaran anus. Penyebab retakan karena si kecil mengejan sekuat tenaga saat sembelit. Akibat virus atau gigi tumbuh
- Kotoran agak hijau dan berlendir : Terjadi karena gangguan penyerapan makanan di usus. Bisa juga karena gigi si kecil sedang tumbuh. Ludah banyak tertelan sehingga usus mengalami gangguan. Kalau sudah begini, penyerapan makanan akan ikut-ikutan terpengaruh.
0 komentar:
Posting Komentar