Rabu, Juli 23, 2008

Siapa Yang Menjaga Anak Kita?

Pagi itu air mata rasanya ingin terjun bebas tak mau berhenti. Hari pertama mulai masuk kerja. Untuk berangkat, rasanya malas. Malas banget untuk ninggalin Danis di rumah. Andaikan mama punya waktu lebih banyak untuk Danis agar bisa menemani Danis bermain, mandiin, memberinya maem, mengajaknya ngobrol, becanda dan menyanyi, mengajarinya untuk berdoa, mengajaknya jalan-jalan walaupun hanya di sekitar rumah, dan yang paling penting: menjadi orang pertama yang melihat kepinterannya yang bertambah dari hari-ke-hari!

Sejak usia kehamilan 8 bulan, mama sudah terpikir untuk cari seorang assistant yang tugas utamanya adalah menjaga si ‘calon baby’ . Menjaga dengan arti menemaninya di kala ditinggal mama berangkat bekerja, merawatnya dengan tulus dan kasih sayang seperti : memandikan, menyuapi makan dan memberi susu, menidurkan, sekaligus berperan sebagai teman bermain.

Namun ternyata memang tidak mudah untuk mencari orang yang perfect alias sesuai 100% dengan harapan kita. Apalagi pada waktu proses ‘pencarian assistant’ itu banyak sekali masukan dari teman-2 dan tetangga mama yang rata-2 sudah pengalaman betul berurusan dengan para assistant / pembantu atau yang agak keren dan mahalan sebut saja :baby sitter, ;p.

Salah satu teman mama (Tante Suci, Honda) bercerita kalau dulu eks. Assistant-nya kerap nyubitin anaknya apabila rewel dan tidak mau tidur. Kemudian adalagi yang cerita kalo assistantnya suka nakut-nakutin sang anak (dengan pasang muka serem dan suara-2 aneh) sambil nusukin pakai pensil di badan anak yang diasuhnya sehingga anak itu menjadi trauma, penakut dan berperilaku sulit (tiba-2 suka nangis kenceng-2 berjam-jam sehari dan susah untuk ditenangkan). Alhasil dua orang teman mama itu gak lama kemudian memutuskan untuk menitipkan buah hatinya kepada neneknya masing-masing.

Tapi tidak semua assistant bersifat ‘antagonis’ seperti itu. Teman Mama di Rungkut, Tante Inuk namanya, beruntung memiliki 2 orang assistant yang baik. Walaupun rata-2 umurannya masih belasan (ABG) dan belum berpengalaman dalam merawat bayi, mereka tidak terlihat canggung sama sekali merawat bayi-bayi tante Inuk. Iya, tante Inuk punya 2 bayi alias kembar. Diajarin sehari oleh tante Inuk, 2 orang assistant itu sudah dapat diandalkan. Merekapun telaten dan sayang banget sama si kembar dan kerap terlihat membujuk sambil menggendong si kembar klo pas rewel (padahal si kembar itu body-nya aduhay loh… alias overweight, he.. he… ) Two tumbs up deh buat 2 orang asistennya tante Inuk.

Setelah cari info sana-sini dan pasang iklan lewat getok tular, ada beberapa pelamar yang datang ke rumah.

Pelamar 1 : sudah berkeluarga, tidak mau stay/inap, minta jam kerja mulai jam 09.00 wib dan klo selesai minta pulang (hanya mau cuci, setrika, nyapu, bersih-bersih rumah dan ngepel, kalo selesai jam 1, ya jam 1 pulang dst), sabtu-minggu minta libur (duh kayak PNS aja), yang ini dari awal jelas gak interest banget….

Pelamar 2 : masih ABG, mau stayhome, bisa nyapu, ngepel, nyuci baju, piring, setrika, tidak mau masak, dan bersedia mengasuh bayi.meskipun belum berpengalaman. Yang sebetulnya cocok, tapi terkendala bahasa (hanya bisa Bhs. Madura, red)

Pelamar 3 : sudah berkeluarga, tidak mau stay, mau mengasuh bayi plus pekerjaan rumah tangga, Jam kerja 09.00 – 16.00 wib. Kurang berminat karena jarak rumah terlalu jauh, Ntar suka nelat lagi, he .. he…

Pfuhh, bener-2 susah cari yg sreg di hati.

Akhirnya setelah konsultasi bersama keluarga besar, Mama dan Papa sepakat untuk tinggal di pondok mertua indah (rumah ortunya Papa) sementara kalo mama ngantor, bayi di-rawat oleh budhe. Budhe adalah kakak tertuanya Papa. Budhe punya 1 orang anak cowok (Mas Jody) seumuran mama dan sudah nikah, dan tinggal di rumahnya sendiri. Ah leganya, hilang satu kekhawatiran….

Hari-hari pertama masuk kerja, mama sungguh sangat tidak konsen ke pekerjaan. Kepikiran Danis terus. Meskipun Budhe sudah berpengalaman merawat bayi, tapi belum tentu sama dengan cara mama kan? Jaman Budhe punya bayi dulu juga pasti berbeda dengan jamannya mama saat ini. Akibatnya tiap sore sepulang kerja mama seperti orang yang paranoid, suka cek dan periksa apakah Budhe sudah merawat Danis dengan baik seperti yang mama lakukan selama ini. Dan ternyata memang ada saja hal-2 kecil (tapi sangat mengganggu nurut mama) yang kurang pas buat mama. Tapi tentu saja tidak mungkin mama menegur Budhe agar menuruti kemauan mama kan? dan sebagai lampiasannya biasanya mama akan curhat ke Papa dan minta dicarikan pembantu/asisten saja karena bayangan mama lebih mudah menegur asisten / pembantu apabila mereka salah.. Tetapi dengan telaten dan sabar Papa selalu berhasil menenangkan dan membujuk mama untuk nerimo dan adem-ayem seperti tidak terjadi apa-apa dan bersyukur masih ada Budhe yang membantu menjaga Danis. Kalaupun ada yang tidak cocok dengan cara asuh Budhe, toh selama anaknya sehat-sehat saja dan tidak masalah kan?

Alhasil dari hari-ke hari mama jadi sewot dan suka stress sendiri karena suka meributkan hal-hal kecil. Kala itu Papa menyebut mama over-protective.

Sekarang mama baru menyadari. Betapa mestinya mama banyak bersyukur kepada Allah SWT karena mama masih disayang Allah SWT dengan memberikan kemudahan, yaitu ada yang menjaga anaknya. Mestinya mama berterima-kasih kepada Budhe yang selama ini sudah membantu merawat Danis pada saat mama kerja hingga sekarang ini. Tidak semestinya mama punya pikran macam-2. Bukankah di tangan orang lain, pembantu misalnya, belum tentu juga akan lebih baik bukan?

Akhirnya sekarang mama realize dan banyak bersyukur. Pertanyaan Mama seperti judul di atas terjawab sudah. Sudah ada Budhe yang merawat Danis. Mama berjanji akan berusaha untuk menyenangkan Budhe atas jasanya selama ini. Sudah semestinya mama berterima-kasih, menebar dan menjalin kasih sayang terutama kepada keluarga mama, Budhe, Pakdhe, dan Uti yang selama ini sudah banyak membantu menjaga Danis, my lovely cute baby boy.

Kini, Mama pun mejalani hari-hari dengan langkah pasti dan senyum di hati. Ada yang menjaga anakku, Terima kasih ya Allah, Terima kasih ya Budhe....

1 komentar:

Arie Marzuli's mengatakan...

Waaaa.. *terharu bacanya*