Rabu, Februari 03, 2010

Tidak Mudah Menjadi Pengusaha :-)

Let's talk about bisnis....

Kalau diurut-urut, mama termasuk memiliki darah 'wirausaha' alias pedagang . Misalnya, Almarhum kakek mama (dari pihak bapak-nya mama) adalah seorang pedagang sate gule yang cukup laris di masanya. Keberhasilannya dalam berwirausaha akhirnya dapat mengantarkan beliau beribadah haji dan membelikan rumah untuk beberapa orang putra & putrinya. Kemudian alm. neneknya mama (dari pihak ibu-nya mama) selain sebagai seorang petani beliau juga seorang pedagang sembako yang cukup berhasil. Sayangnya keberhasilan mereka tidak satupun yang dilanjutkan oleh anak-anaknya. Kebanyakan putra-2nya kakek menjadi pegawai baik sebagai PNS atapun pegawai swasta. Begitu menikah, mama kembali dipertemukan dgn dunia wiarausaha, mertua mama alias mbah uti adalah seorang pedagang kelontong, yaitu menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari di rumah misalnya sembako, air mineral & perlengkapan dapur. Walaupun sekarang ini sudah begitu banyak saingan berupa minimarket-minimarket yang betebaran di dekat komplek rumah, usaha mbah uti ini tetap survive, setidaknya sampai sekarang ini, dimana putra-putri mbah uti sudah mandiri, berdagang tetap menjadi mata pencaharian mbah uti yang dapat memenuhi kehidupan sehari-hari yang jujur saja hasilnya memang 'lebih dari cukup'.

Hidup dari lingkungan yang sebagian besar berprofesi di bidang wirausaha, sedikit banyak mempengaruhi pola pikir mama papa dan menimbulkan inspirasi untuk ikut terjun kedalamnya. Jadi bukan karena latah atau sekedar mengikuti trend ya karena sebetulnya kami menginginkan pendapatan tambahan selain masih menjadi pegawai sekarang ini . Selain bergabung dengan MLM sebuah produk kecantikan dari swedia, kami juga mencoba peruntungan dlm usaha ayam goreng crispy yang kami rintis pada pertengahan bulan maret 2009. Seperti yang pernah mama ceritakan di sini, mama papa memutuskan untuk berbisnis waralaba raja crispy yang main coursenya adalah ayam goreng balut tepung krispy aka ayam crispy. Bulan pertama hingga triwulan berikutnya kami begitu semangatnya mengelola outlet kami diimbangi dengan penjualan yang cukup memuaskan. Kami juga nggak segan-segan untuk turun tangan sendiri yaitu dengan kulakan ayam sendiri, trus membeli beberapa macam pisau khusus utk memotong ayam hingga menjadi beberapa bagian. Kami juga sesekali ikut 'sibuk' melayani pembeli yang datang di outlet Raja Crispy kami dan mengirim beberapa pesanan paket nasi & ayam crsipy. Saking semangatnya, mama juga sempat belajar corel draw secara otodidak dan instant demi membuat banner dan brosur sesuai dengan keinginan mama sekaligus untuk mempermudahkan promosi. Sesekali both mama papa juga datang ke usaha orang lain yang sejenis untuk sekedar studi banding. Tapi yang namanya usaha, jangan selalu dibayangkan mulus-mulus aja ya. Kami juga sempat mengalami masalah, terutama pada SDM. Singkatnya sih mulai ada tanda-tanda ketidak-jujuran dsb .

Ga berhenti sampai disitu, disela-sela bisnis kuliner yang lumayan menguras tenaga dan waktu ini, mama iseng-iseng nyambi berjualan baju anak-anak & perlengkapan bayi setelah sebelumnya sempat berjualan jilbab. Targetnya sih berjualan secara online karena menurut pemikiran mama pekerjaan ini tidak terlalu menguras tenaga juga biaya dan low risk bila dibandingkan dengan berjualan makanan fresh. Tapi jujur aja yah, yang namanya bisnis makanan fresh ini, walaupun sangat sangat sangat high risk dan menguras tenaga & modal lebih banyak, nurut mama sih hasilnya jauh lebih baik ya dibandingkan dengan jualan pakaian anak & perlengkapan bayi online atau direct selling. Baru berjalan beberapa bulan, dan alhamdulillah sebagian besar barang sold out itupun bukan dari penjualan online melainkan melalui direct selling (pelanggannya baru tetangga & sodara)

Hufff, walaupun sekarang masih dalam taraf jatuh bangun tapi mama & papa rasanya kok masih tertantang untuk nyobain bisnis baru. Mumpung semangat masih berkobar dan masih punya segudang harapan. Bisnis, entah itu berupa barang atau jasa, walau kecil-kecilan tetap bisnislah namanya. Tiap orang akan punya cara sendiri dalam mengembangkan bisnisnya, sense of business tiap orang tidak akan sama. Jadi seseorang mungkin saja begitu mudahnya mencontek usaha orang lain. Tapi harus dicatet bahwa jenis usahanya boleh aja sama tapi kesuksesan dalam menjalankan tentulah akan berbeda. Anyway, begitu mulianya menjadi seorang pengusaha walaupun sungguh tidak mudah memang.

Note:
Eittsss, jangan pesimis dulu yaaa, semuanya mungkin aja kok asal ada kemauan. Hidup wirausaha!!!

13 komentar:

Bunda RizGuzRaz mengatakan...

Memang tidak mudah. Selain juga harus punya modal, berwiraswasta juga memerlukan ketekunan dan semangat baja ;-).

Salut banget dirimu masih punya semangat yg berkobar say...

Mai mengatakan...

@Bunda RGR,
Memang harus semangat ya Bun, siapa sih yang ga kepengen punya duit banyak, hahahaha :D

BunDit mengatakan...

Wah..salut Mam, semangat untuk wirausaha nya :-). Kalau menurut saya, bisnis makanan itu high risk krn mengenal basi tapi keuntungannya paling besar dari bisnis lainnya. Kalau yang low risk ya seperti jualan baju, tapi keuntungannya emang tipis. Dan bisnis sendiri emang tidak mudah, butuh kesabaran, keuletan dan pantang menyerah. Kalau yang pernah saya baca, org yang sukses biasanya pernah jatuh...bahkan ada yang sampai titik 0. Tapi ya bukan org sukses namanya kalau gak mau bangkit.

Hehehe ini bukan sok mengajari lho. Lha wong saya juga masih belajar. Itu juga untuk menyemangati diri saya sendiri juga. Ayoo mam...tetap semangat dan semoga sukses bisnisnya. Nanti bagi2 tips suksesnya ya :-)

Rita Kusuma mengatakan...

setuju banget may, aku juga dah ngerasain jatuh bangunnya usaha sendiri :)

Sukses ya May :)

Mai mengatakan...

@Bundit,
Dirimu termasuk my idol loh karena sukses di bisnis online-nya, sama ajalah aku jg masih dalam taraf belajar, tp jelas 'semangat' itu masih menyala-nyala :D

Thanks for sharingnya ya mom ;-)

@Bunda Elang,
Hmm usaha kue-nya tambah harum aja nih, sukses juga untuk dirimu ya say... ;-)

elly.s mengatakan...

selamat menjadi pengusaha mom...aq iri kamu berani n gak takut rugi...salut!

Luh Ayu mengatakan...

tetap semangat ya mba...
bener banget memang tidak mudah, terutama soal SDM, aku aja sampe seakrang belum dapet yang cocok, baru aja 2 minggu ada kary baru, sebenarnya akunya udah sreg, eh dia minta berenti belum siap merantau, hiks :(

Mai mengatakan...

@Bunda Ely,
Thanks ya mom, huuuu siapa bilang ga takut rugi, aku sih paling ga takut klo untung ya, hehehehe :-)

@Mama Bodhi,
Ya, semangat emang harus tetap ON ya :D, mudah-2an segera dapat SDM yg cucok ya mba....

Zulfadhli's Family mengatakan...

Hi Mba May, maap yah baru sempet mampir lagi. Maklum signal di hutan ga stabil. Kalo lagi kacrutz ih amit2 jabang beibeh deh. Oya, blognya gw link yah Jeng. Thanks. Btw dirimyu hebat yah semangat 45 mencoba berbagai macam usaha. Iya, yang namanya jatuh bangun pasti ada, tapi dijadiin lecutan ajah biar tambah semangat dan kreatif :-) Gw juga disini jualan, supply baju, handuk, selimut, celana, kolor (hihihi sensor!!), dll buat pekerja2 di camp yang jauh dari mall ato toko. Alhamdulillah lumayan rame. Cuma yah itu karena mereka bayarnya suka ngutang, dicicil 2 - 3x jadi perputaran modalnya agak2 lambat. Salam buat Ka Danis. Lagi apa gerangan? Zahia mah lagi bobo siang, makanya emaknya bisa internetan (kebetulan signal lagi ok :-)

INdri mengatakan...

semangat.. semangat...
salam kenal.. tukeran link nya ya...

Desy Noer mengatakan...

Saluuuut.. keren mom. Aku juga pengen bangets punya bisnis, apa pun itu. sekarang masih dalam tahap membayangkan dan menabung buat modal hehe...
Semangaaaat!!

Nia mengatakan...

maju terus mom, smoga usaha2nya cepat berkembang....aku juga sudah merasakan jatuh bangunnya berwiraswasta nech, smoga ini menjadi modal yang kuat utk melanjutkan ke bidang usaha yang lainnya....hidup wirausaha...

entik mengatakan...

semangat mama...
semoga sukses jadi pengusaha :)